Masalah berulang tanpa solusi,
orang pintar banyak namun kenapa tidak semua bisa menciptakan solusi ?. Dua kalimat tadi merupakan hal yang sering
kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja masalah macet dan banjir
yang tak kunjung selesai terjadi di wilayah DKI Jakarta. Mengapa itu terjadi ?
Dewasa kini banyak orang yang
tahu namun tidak mau tahu alias cuek, fenomena ini disebut “tahu tapi tidak
melakukan”. Misalnya salah satu penyebab kemacetan adalah ketidakmauan warga
untuk mematuhi rambu-rambu lalu lintas, sedangkan untuk penyebab banjir adalah
membuang sampah sembarangan atau tidak pada tempatnya. Padahal banyak sekali
pemberitahuan akan peraturan terkait hal tersebut, dan bahkan akan diberikan
sanksi apabila melanggarnya.
“Aturan itu dibuat ya untuk
dilanggar”.
Kenapa susah sekali mengikuti
peraturan yang jelas kita tahu itu bermanfaat dan baik bagi diri kita sendiri ?
Hal inilah yang menjadi salah
satu penyebab ketidak berhasilan untuk menciptakan solusi, kita tidak melakukan
apa yang kita tahu seharusnya dilakukan. Apa lawan dari “tahu tapi tidak
melakukan” ?
Yaitu adalah “tahu dan bertindak”
Perbedaan antara kedua tersebut
sangatlah besar dan diri kita sendirilah yang merasakan dampak perbedaan
tersebut. Lalu bagaimana agar kita menjadi seseorang yang “tahu dan bertindak”
?
Hal tersbut tidak perlu dengan
teori-teori yang terlalu tinggi, cukup terapkan prinsip-prinsip sederhana saja.
Prinsip sederhana salah satunya yaitu dengan konsisten, konsisten untuk tidak
mengabaikan dan melanggar aturan yang telah ditetapkan. Tentu untuk menjadi
seseorang yang konsisten perlu adanya kemauan, dari kemauan itu makan akan
lahir kemampuan agar kita menjadi orang yang konsisten.
Penerapan prinsip sederhan itu
dapat kita pelajari dari alam. Di nusantara kita salah satu yang dapat menjadi
inspirasi adalah pohon kelapa. Pohon kelapa berguna dari akar hingga daun.
Daunnya dapat kita pergunakan untuk membuat ketupat, batangnya dapat kita
pergunakan untuk bahan bangunan atau membuat jembatan, daging dan air buahnya
dapat kita konsumsi dan serabutnya berfungsi untuk alat bantu kita untuk
membersihkan piring. Kita sebagai manusia apakah dapat menjadi seseorang yang
berguna sepperti itu ?. Ini merupakan sikap dan keyakinan. Janganlah selalu mengeluh,
namun bertindaklah, berindak positif akan memberikan manfaat pada diri kita dan
orang disekitar kita. Jadikanlah masalah sebagai kesempatan untuk dapat
bertindak memecahkan masalah. Dengan sikap seperti itu akan menciptakan mental
untuk menjadi pemecah masalah.
Pohon kelapa juga mempunyai
bentuk yang sangat sederhan, batang lurus dan tumbuh dengan tinggi.
Dibandingkan dengan pohon lainnya misal pohon beringin. Lihat betapa
sederhananya pohon kelapa, apakah kita dapat fokus pada hal-hal sederhana agar
dapat berprestasi tinggi ? Buatlah yang rumit menjadi sederhana. Diberdayakan
teknologi canggih seperti saat ini, gaya hidup semakin maju maka masalah pun
semakin kompleks sehingga jelaslah terobosan terbesar yang bisa kita lakukan
adalah melakukan simplifikasi. Dari banyak masalah yang kita jumpai sehari-hari
kita dapat mulai fokus dengan mengerjakan hal-hal sederhana terlebih dahulu
secara disiplin. Dan pohon kelapa adalah pohon yang tumbuh dalam rumpun, jika
ditanaman dalam jumlah banyak manfaat pohon kelapa jadi berlipat ganda. Selain
itu kerap disandingkan dengan tanaman lainnya dalam sistem tumpang sari.
Artinya ia dapat berkolaborasi dengan tanaman lainnya. Kolaborasi adalah kunci
solusi, bekerjasama dengan orang sekitar akan membantu kita dalam memecahkan
masalah dan menemukan solusi.
Maka dapat kita ambil kesimpulan,
bahwa dengan disiplin menerapkan hal-hal sederhana seperti kemauan dan
konsistensi untuk menjadi seseorang yang tahu dan bertindak juga belajar dari
alam, kita dapat menjadi seseorang yang memberikan solusi hingga dapat membantu
memecahkan masalah di sekitar kehidupan kita.
0 komentar:
Posting Komentar