Senin, 29 Desember 2014 | By: Unknown

Kutipan, Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

A.   KUTIPAN.
A1. PENGERTIAN
Kutipan adalah salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal, baik yang melalui media cetak maupun elektronik. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya. Mengutip itu berbeda dengan plagiat. Plagiat adalah mengambil karangan karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan atau pendapat tersebut dari diri sendiri.
Kutipan adalah pengambil alihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argumen dalam tulisan itu sendiri. Kutipan sering kita pakai dalam penulisan karya ilmiah. Bahan yang dimasukkan sebagai kutipan adalah bahan yang belum menjadi pengetahuan umum, hasil penelitian terbaru dan pendapat seseorang yang belum menjadi pendapat umum. Jadi pendapat pribadi tidak perlu dimasukkan sebagai kutipan.
Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip, dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.

A2. JENIS-JENIS KUTIPAN
Terdapat beberapa jenis kutipan, antara lain adalah kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

  1. Kutipan langsung adalah kutipan yang sama persis seperti kutipan aslinya, atau sumber yang kita ambil untuk mengutip. Disini kita sama sekali tidak boleh merubah atau menghilangkan kata atau kalimat dari sumber kutipan kita. Kalaupun ada keraguan atau kesalahan dalam kutipan yang kita ambit tersebut kita hanya dapat memandakannya dengan [sic!] yang menandakan kita mengutip langsung tanpa ada editan dan kita tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan dari kutipan yang kita ambil. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ]. Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan, memberi huruf kapital, garis bawah, atau huruf miring, kita perlu menjelaskan hal tersebut, misal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll.
  2. Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang telah kita ringkas intisarinya dari sumber kutipan aslinya. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik. Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki, dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
  3. Kutipan pada catatan kaki.
  4. Kutipan atas ucapan lisan.
  5. Kutipan dalam kutipan.
  6. Kutipan langsung pada materi.

A3. PRINSIP-PRINSIP MENGUTIP

  1. Penulis harus menahan diri agar tidak mengutip terlalu banyak sehingga tulisan yang disusun menjadi suatu himpunan kutipan.
  2. Penulis harus memahami bahwa kutipan hanya menjadi bukti penunjang pendapat penulis.
  3. Kutipan dianggap benar jika penulis menunjukkan tempat atau asal kutipan sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan dengan sumber aslinya.
  4. Kutipan hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya.
  5. Pada kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan andaikata penulis tidak menyetujui apa yang dikutipnya atau menemukan kesalahan, ia dapat memberi tanda : [. . .. ] atau [ sic]. Sic berasal dari kata latin sicut yang berarti “dengan demikian”, “jadi..”, “ seperti itu”.

A4. TUJUAN MENGUTIP
Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut. Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:
  • Landasan teori.
  • Penguat pendapat penulis.
  • Penjelasan suatu uraian.
  • Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.
Berdasarkan fungsi di atas seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
  1. Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu.
  2. Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan.
  3. Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori.
  4. Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung.
  5. Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung.
  6. Perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan.

A.5 FUNGSI KUTIPAN
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
1.      Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi.
2.      Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3.      Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4.      Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5.      Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6.      Meningkatkan estetika penulisan.
7.      Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang  terkait dengan data pustaka.

A.6 CARA MENGUTIP
a.      Kutipan Langsung
1.      Yang tidak lebih dari empat baris:

  • Kutipan diintegrasikan dengan teks.
  • Jarak antar baris kutipan dua spasi.
  • Kutipan diapit dengan tanda kutip.
  • Sesudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan it diambil.
2.      Yang lebih dari empat baris:
  • Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi.
  • Jarak antar baris kutipan satu spasi.
  • Kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
  • Kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip.
  • Di belakang kutipan diberi sumber kutipan.

b. Kutipan tak langsung
Kutipan diintegrasikan dengan teks.
  • Jarak antar baris kutipan spasi rangkap.
  • Kutipan tidak diapit tanda kutip.
  • Sesudah selesai diberi sumber kutipan.
c. Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
d. Kutipan atas ucapan lisan
Harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau tidak langsung.
e. Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat kutipan. Dapat dilakukan dengan dua cara:
  • Bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda.
  • Bila kutipan asli memakai tanda kutip tunggal, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal .
f. Kutipan langsung pada materi
Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hingga penghentian terdekat (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.

B. DAFTAR PUSTAKA
B1. PENGERTIAN
Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan. Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.

B2. FUNGSI DAFTAR PUSTAKA
1.      Untuk membantu melihat kembali pada sumber aslinya.
2.      Untuk melihat kebenaran bahan yang dikutip.

B3. UNSUR-UNSUR DAFTAR PUSTAKA

  1. Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
  2. Judul buku, termasuk judul tambahannya.
  3. Data publikasi : penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan keberapa, nomor jilid dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
  4. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor dan tahun.
B.4 PENULISAN DAFTAR PUSTAKA MEMILIKI ATURAN SEBAGAI BERIKUT

  1. Semua sumber dalam daftar pustaka ditulis dengan nama urutan abjad huruf atau nama pengarang  (setelah dibalik).
  2. Sumber yang berupa buku ditulis dengan urutan: nama pengarang (dibalik). tahun terbit. Judul buku. kota tempat buku diterbitkan: nama penerbit.
  3. Sumber yang berupa majalah/ surat kabar, ditulis dengan urutan: nama majalah/ surat kabar, tanggal, bulan, tahun, nomor edisi (majalah), judul artikel, dan nomor halaman.
  4. Judul buku ditulis dengan huruf kapital, digaris bawahi atau dicetak miring atau dicetak tebal.
  5. Apabila nama pengarang terdiri atas dua kata/ lebih, kata akhir dari nama tersebut diletakkan di muka dan ditandai dengan tanda koma (,), tanpa gelar akademik.  Contoh: Ajip Rosidi ditulis Rosidi, Ajip.
  6. Apabila pengarang terdiri atas dua orang atau tiga orang, nama-namanya ditulis semua. Akan tetapi jika lebih dari tiga orang, ditulis satu orang dan diberi singkatan, et, al. atau dkk.
  7. Gelar akademik tidak perlu dicantumkan.
  8. Bila ada dua atau lebih sumber pengarangnya sama, penulisannya urut berdasarkan tahun atau tanggal terbitnya, dan nama pengarang urutan berikutnya cukup diberi tanda garis.
  9. Bila ada dua sumber atau lebih sumber yang pengarangnya sama, penulisannya urut berdasarkan tahun atau tanggal terbitnya, dan nama pengarang urutan berikutnya cukup diberi tanda garis.
  10. Tanda baca yang digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam penulisan sumber yang berupa buku adalah tanda titik (.), kecuali antara unsur tempat penerbit dan nama penerbit dengan tanda titik dua (:), sedangkan tanda baca yang digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam penulisan sumber berupa majalah atau surat kabar adalah tanda koma (,).
  11. Diakhiri tanda titik.

B5. CARA MENULISKAN DAFTAR PUSTAKA
1.      Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet, pertama; tulis nama, kedua; tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda titik), ketiga; tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi, keempat; tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma, kelima; tulis tanggal pengambilan data tersebut ok. Seperti contoh dibawah ini:
2.      Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku, pertama; penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan, kedua; tahun pembuatan atau penerbitan buku, ketiga; judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik), keempat; tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan kelima; penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik). Seperti contoh dibawah ini:
  • Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
  • Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server Berbasis Windows Server 2003. Jakarta: Elex Media Komputindo.
3.      Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama. Pertama  tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah penulisan nama kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama terakhir begitu pula jika penulisnya hanya dua orang saja, setelah penulisan nama selesai, kedua; tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ (  )] setelah itu beri (tanda titik). Ketiga; judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok. Keempat; yaitu penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : ) dan terakhir kelima; nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik) ok.  Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka. Nah ini contohnya Seperti dibawah ini:
  • Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki Dunia E-Learning, Bandung: Penerbit Informatika.
  • Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2004). Systems Analysis and Design Methods. Indianapolis: McGraw-Hill Education.
Perlu diingat juga untuk penulisan daftar pustaka yang banyak harus berurutan penulisannya. Nama dari sumber yang diambil sebagai daftar putaka ditulis berdasarkan urutan abjad dari nama masing-masing tersebut, dimulai dengan abjad a-z itulah urutan penulisan daftar pustaka yang baik yaitu sesuai dengan urutan nama-namanya.

C. CATATAN KAKI
C1. PENGERTIAN
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Catatan ini memberikan informasi singkat sesungguhnya yang terdapat pada tulisan. Dengan catatan kaki, seorang penulis sesungguhnya telah memberikan penghargaan atas karya orang lain. Hubungan antara catatan kaki dengan teks dinyatakan dengan nomor-nomor penunjukkan yang sama. Selain menggunakan nomor-nomor penunjukkan, hubungan itu dapat dinyatakan dengan menggunakan tanda asterik atau tanda bintang (*).

C2. UNSUR-UNSUR CATATAN KAKI

  1. Nama pengarang (editor, penerjemah).
  2. Judul buku.
  3. Nama atau nomor seri (jika ada).
  4. Data publikasi (jilid, nomor cetakan, kota penerbit, nama penerbit, tahun terbit).
  5. Nomor halaman.

C3. ATURAN PENULISAN CATATAN KAKI

  1. Urutannya: Nama pengarang, judul buku, nama penerbit, kota terbit, tahun terbit, dan nomor halaman.
  2. Nama pengarang ditulis lengkap, tidak boleh dibalik, dan tanpa gelar akademik.
  3. Judul buku, masing-masing kata ditulis dengan huruf kapital, dicetak miring, digaris bawah, atau dicetak tebal.
  4. Tanda baca yang digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam catatan kaki adalah koma (,).
  5. Harus disediakan ruang atau tempat secukupnya pada kaki halaman tersebut sehingga margin di bawah tidak boleh lebih sempit dari 3 cm sesudah diketik baris terakhir dari catatan kaki.
  6. Sesudah baris terakhir dari teks, dalam jarak 3 spasi harus dibuat sebuah garis, mulai dari margin kiri sepanjang 15 ketikkan dengan huruf pika atau 18 ketikkan dengan huruf dite (--).
  7. Dalam jarak dua spasi dari jenis tadi, dalam jarak 5-7 ketikkan dari margin kiri nomor penunjukkan.
  8. Langsung sesudah nomor penunjukkan, setengah spasi ke bawah mulai diketik baris pertama dari catatan kaki.
  9. Jarak antarbaris dalam catatan kaki adalah spasi rapat, sedangkan jarak antarcatatan kaki pada halaman yang sama (kalau ada) adalah dua spasi.
  10. Baris kedua dari tiap catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri.

C4. CARA MENULIS CATATAN KAKI
  1. Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
  2. Catatan kaki diketik berspasi satu.
  3. Diberi nomor.
  4. Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
  5. Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
  6. Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
  7. Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
  8. Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
  9. Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
  10. Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
  11. Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
  12. Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.

Sumber :


OUTLINE

PENGERTIAN
Pada dasarnya outline atau kerangka karangan merupakan rencana tentang pembagian dan penyusunan sebuah gagasan.
Pengertian outline menurut bahasa adalah  kerangka, regangan, garis besar, atau guratan. Jadi outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
Menurut Nursito (2000:54), kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis-garis besar atau susunan pokok pembicaraan sebuah karangan yang akan ditulis.

MANFAAT OUTLINE

  • Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
  • Untuk menyusun karangan secara teratur.  Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat.
  • Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
  • Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula  sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.

SYARAT OUTLINE YANG BAIK

  1. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang jelas lalu buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
  2. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
  3. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
  4. Harus menggunakan simbol yang konsisten.Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.

MACAM-MACAM OUTLINE
Berdasarkan sifat rinciannya:
1. Kerangka karangan sementara / non-formal
    Cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
     a. Topiknya tidak kompleks.
     b. Akan segera digarap.
2. Kerangka karangan formal
    Terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
    a. Topiknya sangat kompleks.
    b. Topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap.

Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut kerangka karangan formal.
Berdasarkan perumusan teksnya:
1) Kerangka kalimat.
2) Kerangka topik.
3) Gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka topik.

LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN OUTLINE

1. Menentukan tema dan judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. Namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan, diantaranya :
a. Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.
b. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.
Kadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat diatas. Contohnya ketika lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa memakainya.
Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.
Syarat judul yang baik :

  •  Harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut.
  • Judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan.
  • Harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang.
  • Tidak provokatif.
Judul karangan sedapat-dapatnya :
A. Singkat dan padat.
B. Menarik perhatian.
C. Menggambarkan garis besar pembahasan.
Tujuan perlu dirumuskan dengan gamblang agar jelas apa yang akan dicapai oleh tulisan ini.
Tujuan dapat diungkapkan dengan kata operasional :
·         Menanggulangi
·         Mengurangi
·         Menemukan
·         Meningkatkan
·         Mengoptimalkan
·         Mengevaluasi
·         Mengendalikan

2. Mengumpulkan bahan.
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing-masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
3. Menyeleksi bahan.
Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. Berikut ini petunjuk-petunjuknya :
·         Catat hal penting semampunya.
·         Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
·         Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
·         Membuat kerangka.
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
Berikut fungsi kerangka karangan :
a.       Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis.
b.      Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
c.       Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a.       Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul).
b.      Mengatur urutan gagasan.
c.       Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan sub bab.
d.      Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap.
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan.
5. Mengembangkan kerangka karangan.
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah.

Sumber :
·         http://nopanuryanto.blogspot.com/2011/01/kerangka-karangan-outline.html
·         http://www.slideshare.net/mutaqodaswaja/bab-tentang-karangka-karangan
·         https://azizturn.wordpress.com/2009/11/21/kerangka-karangan/
·         http://yiswinilam.wordpress.com/2013/11/29/tugas-8-bahasa-indonesia/