Jakarta adalah ibukota dari
negara Indonesia dimana jakarta merupakan jantung pemerintahan dan juga
merupakan pusat dari segala kegiatan penting dari negara indonesia, Segala
sesuatunya terdapat di Jakarta dari hal yang sepele sampai ke hal hal yang aneh
juga terdapat di ibukota negara Indonesia ini. Bukanlah sesuatu hal yang lumrah
mengingat Jakarta merupakan ibukota negara. Terasa seperti menduakan kota kota
lainnya karena pembangunan infrastruktur lebih banyak dilakukan di pulau Jawa,
mengingat Jakarta berada di pulau Jawa, sedangkan kota kota lainnya seperti di
wilayah Indonesia bagian timur lebih banyak diabaikan. Seharusnya pembangunan
harus bisa dilakukkan secara merata ke seluruh penjuru wilayah negara
Indonesia, mengingat Indonesia terdiri dari Sabang sampai Merauke, bukan hanya
Jakarta saja. Mengingat Jakarta adalah ibukota negara namun masih banyak permasalahan permasalahan yang masih
belum bisa teratasi dengan baik, dan bahkan sering timbul permasalahn yang baru
di wajah ibukota ini, seharusnya segala permasalahan bisa teratasi dengan baik
dan benar karena pada dasarnya pembangunan lebih banyak dilakukan di Jakarata
dibandingkan dengan kota - kota lainnya.
Beberapa
waktu yang silam Jakarta telah melakukan pemilu untuk pemilihan gubernur dan
hasilnya adalah adanya sebuah kepemimpinan yang baru mengggantikan kepemimpinan
yang lama. Banyak sekali terdapat perbedaan gaya kepemimpinan antara gubernur
yang lama dengan gubernur DKI Jakarta yang baru, pada kali ini bapak Jokowi
memperkenalkan gaya blusukkannya untuk bisa menata wajah DKI Jakarta menjadi
wajah yang lebih baik, dan hasilnya banyak dari masyarakat Jakarta yang menyukai gaya kepemimpinan
beliau, mengingat jarang sekali pejabat pemerintah yang melakukan hal tersebut,
masuk ke daerah kumuh, bercengkrama dengan penduduknya, mendengarkan dengan
baik baik keluh kesah warganya, sehingga membuat bapak Jokowi dihormati di
kalangan kaum kecil dengan melakukan hak tersebut beliau sebagai gubernur bisa
mengetahui dengan baik masalah masalah yang menghinggapinya warganya. Tugas
sebagai gubernur Jakarta tentu saja beliau mengatur dan menata wajah Jakarta
menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya, mengatasi permasalahan yang belum bisa
teratasi seperti macet, banjir, kebakaran, lapangan pekerjaan dan banyak lagi
permasalahan yang sampai saat ini masih bisa teratasi dengan baik
Seiring
dengan waktu beliau mulai melakukan tugasnya dengan baik, meskipun harus
disadari untuk melakukan sebuah perubahan tentu saja memerlukan waktu yang
cukup untuk melaksanakannya, tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena
permasalahan di jakarta juga berkaitan dengan warganya sendiri. Warga yang
terkadang agak susah untuk diatur padahal kegiatan yang akan di lakukan adalah
sebuah perbaikan untuk mengatasi permasalah yang sudah sering terjadi,
contohnya dalam menormalisasi waduk pluit, banyak dari warga yang masih ingin
tinggal disana, seharusnya daerah itu tidak boleh didiami oleh warga karena
telah menyalahgunakan fungsi waduk yang seharusnya, jika mereka tinggal disana
pun itu tidak layak, karena mereka bisa membahayakan diri mereka sendiri karena
waduk adalah tempat menampung air dalam jumlah kapasitas yang banyak, jika
volume air tidak dapat di tampung dengan baik oleh waduk itu sendiri maka juga
akan membahayakan warga penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Kini daerah tersebut
sudah di normalisasi kembali sebagaimana fungsinya yakni sebagai tempat
menampung air, diharapkan dengan normalisasi waduk pluit dapat menampung volume
air saat hujan untuk mengurangi permasalahan banjir yang belum juga kunjung
selesai, selain itu gubernur Jakarta juga menormalisasi kali kali yang ada di
Jakarta, karena permasalah banjir juga menyangkut banyak sekali aspek, daerah
pinggiran kali yang masih saja dijadikan tempat tinggal. Untuk itulah beliau
juga melakukan blusukkannya untuk mengetahui permasalah yang terjadi dengan
wilayah yang di pimpinnya.
Kemacetan
sudah akrab dengan Jakarta, hampir di seluruh wilayah Jakarta terdapat
kemacetan terlebih saat hujan mengguyur ibukota ini. Macet yang berkepanjangan
tidak bisa dihandari lagi saat banjir mulai menenggelamkan sebagian daratan Jakarta.
Banyak sekali titik titik kemacetan di wilayah Jakarta sehingga untuk mengatasi
ini diperlukan waktu yang cukup lama, mengingat jumlah populasi warga Jakarta
sangan banyak sekali, Jakarta merupakan salah satu ibukota negara yang
mempunyai tingkat kepadatan yang buruk. Dengan banyakya jumlah penduduknya
tentu saja juga berdampak pada tingkat mobilitas mereka. Banyak dari sebagian
mereka yang menggunakan kendaran pribadi daripada menggunakan fasilitas yang
telah disediakan oleh pemerintah daerah DKI Jakarta sehingga tingkat volume
kendaraan di jam kerja sangatlah banyak. Adanya busway yang merupakan sebuah
strategi untuk mengurangi jumlah kendaraan di jalanan pun belum cukup untuk mengatasi
permasalahan yang satu ini. terlebih lagi banyak kendaraan pribadi yang masih
saja masuk ke jalur busway sehingga
membuat perjalanan busway pun yang seharusnya lancar namun menjadi macet
seperti jalanan lainnya. Dengan tidak adanya macet pada jalur buway diharapkan
warga Jakarta beralih dari kendaraan pribadi menggunakan fasilitas ini, tentu
saja untuk mengurangi tingkat kemacetan yang menjadi momok permasalahan yang
tak kunjung selesai. Kini dikit demi sedikit sudah ada penertiban yang sangat
tegas untuk mensterilkan jalur busway, tidak memandang siapa itu warga sipil
atau aparat akan ditindak dengan seharusnya.
Penghijauan
memang bukanlah salah satu permasalahan yang besar, namun dengan adanya ruang
hijau untuk publik pun membuat warga Jakarta bisa menikmati adanya ruang
terbuka untuk mereka, jika waktu lalu warga Jakarta hanya mengenal Taman
Menteng dan Taman Suropati sebagai tempat ruang terbuka untuk publik kini ruang
terbuka untuk publik telah disediakan oleh pemerintah daerah DKI Jakarta
dibanyak tempat. Membuat Jakarta terlihat tempat yang asri penuh dengan
penghijauan ditiap sudut wilayahnya. Dengan adanya banyak taman dan penghijauan
juga diharapakan dapat mengatasi tingkat polusi udara di Jakarta yang sudah
tercemar dari segala banyak kegiatan.
Penertiban pedagang kaki lima atau
yang sering disebut dengan PKL merupakan isu yang cukup hangat dalam menata wajah
Jakarta menjadi lebih baik. Tentu saja dalam melakukan ini banyak sekali
terjadi pro kontra. Namun akhirnya bisa dilakukan dengan baik tanpa harus
terjadi hal hal yang tidak diinginkan dalam menyelesaikan masalah tersebut, penertiban
PKL menjadi prestasi besar Gubernur DKI dan wakilnya saat ini. Tidak
tanggung-tanggung, 3 sentra lokasi PKL terbesar di Jakarta ditertibkan. Pasar
Minggu, Jatinegara, dan Pasar Tanah Abang menjadi sasaran utama Jokowi-Ahok
untuk menyelesaikan masalah kemacetan Jakarta.
Itulah yang terjadi dengan Jakartaku
saat ini, sedang melakukan pembenahan ditiap bagian wajahnya berharap Jakarta
merupakan kota yang bisa lebih baik lagi dari sebelumnya, dan tentunya
diperlukan kerja keras oleh para pemimpin dalam menyelesaikan tiap permasalahan
yang terjadi di Jakarta, juga diperlukan sebuah kesabaran dalam melihat
perubahan yang terjadi untuk dapat menikmati sesuatu tentu saja diperlukan
sebuah kesabaran.
0 komentar:
Posting Komentar