A. Pengertian Konvensi Naskah
Untuk membuat sebuah naskah yang baik, sebelumnya kita harus membuat
kerangka karangan terlebih dahulu. Dalam kerangka karangan akan terlihat
bab-bab, sub-sub bab yang mengandung ide-ide pokok dari suatu naskah. Setelah
itu pengembangan pun akan mudah dilakukan dan naskah yang dihasilkan
sistematis.
Selain hal di atas, dalam pembuatan naskah juga harus memperhatikan struktur kalimat dan
pilihan kata/diksi, agar naskah yang kita tulis itu jelas, teratur dan menarik
untuk di baca.
Selain hal-hal di atas, hal terpenting lainnya adalah naskah harus memenuhi syarat-syarat
tertentu seperti persyaratan formal. Persyaratan formal mensyaratkan naskah
supaya bentuk atau wajah tampak menarik dan indah. Persyaratan formal ini
meliputi bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti
dalam dunia kepenulisan yang umum disebut konvensi naskah. Konvensi naskah
adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim,
dan sudah disepakati.
Berdasarkan persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang
dilakukan secara formal, semi formal, dan non formal. Maksud secara formal
adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut
konvensi. Maksud secara semi formal adalah bahwa suatu karya tidak memenuhi
semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Dan maksud secara non formal
adalah bahwa suatu karya tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.
B. Syarat Formal Penulisan Sebuah Naskah
Persyaratan formal yang harus dipenuhi sebuah karya tulis yaitu Bagian
pelengkap pendahuluan, isi karangan, bagian pelengkap penutup.
A. Bagian Pelengkap
Pendahuluan
a. Judul Pendahuluan
(Judul Sampul)
b. Halaman Judul
c. Halaman Persembahan
(kalau ada)
d. Halaman Pengesahan
(kalau ada)
e. Kata Pengantar
f. Daftar Isi
g. Daftar Gambar
(kalau ada)
h. Daftar Tabel (kalau
ada)
B. Bagian Isi Karangan
a. Pendahuluan
b. Tubuh Karangan
c. Kesimpulan
C. Bagian Pelengkap
Penutup
a. Daftar Pustaka
(Bibliografi)
b. Lampiran (Apendix)
c. Indeks
d. Riwayat Hidup
Penulis
Penjelesan Mengenai
Unsur-Unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan
A.
Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian
pelengkap pendahuluan atau halaman-halaman pendahuluan tidak menyangkut isi
karangan. Bagian ini dipersiapkan sebagai bahan informasi bagi pembaca dan
menampilkan karangan tersebut dalam bentuk yang lebih menarik.
a. Judul Pendahuluan
(Judul Sampul) dan Halaman Judul
Judul
pendahuluan adalah nama karangan. Pada halaman judul pendahuluan tidak
megandung apa-apa kecuali judul karangan. Penulisan judul karangan dengan huruf
kapital dan letaknya ditengah sedikit ke atas. Tetapi variasi format lainnya
juga banyak.
Pada
makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan
tugas, nama pengarang, kelengkapan indentitas pengarang (NPM, kelas), nama unit
studi atau unit kerja, nama lembaga(jurusan, fakultas, universitas), nama kota
dan tahun penulisan.
Untuk
memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur
sebagai berikut:
•
Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
•
Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
•
Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
•
Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan
identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun
penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
•
Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan
formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu
formal).
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman
judul:
•
Judul diketik dengan huruf kapital, misalnya:
UPAYA
MENGATASI KEMISKINAN PADA
MASYARAKAT
PEMUKIMAN KUMUH
DI
KELURAHAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR
•
Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat, misalnya:
Makalah
ini Disusun untuk Melengkapi Ujian Akhir
Mata
Kuliah Bahasa Indonesia Semester Ganjil 2011
Atau
Skripsi
ini Diajukan untuk Melengkapi Ujian Sarjana Ilmu Komputer pada
Fakultas
Ilmu Komputer Universitas Gunadarma
•
Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk
Mahasiswa (NIM), misalnya:
RAKHMAT
MALIK IBRAHIM
11122334
•
Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah
tidak diharuskan menggunakan logo.
•
Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas,
unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital, misalnya:
JURUSAN
SISTEM INFORMASI
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
JAKARTA
2011
Hal-hal
yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal:
·
Komposisi tidak menarik.
·
Tidak estetik.
·
Hiasan gambar tidak relevan.
·
Variasi huruf jenis huruf.
·
Kata “ditulis (disusun) oleh.”
·
Kata “NIM/NRP.”
·
Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang
tidak berfungsi.
·
Kata-kata yang berisi slogan.
·
Ungkapan emosional.
·
Menuliskan kata-kata atau kalimat yang
tidak berfungsi.
b.
Halaman Persembahan
Bagian
ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal
itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang
melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja, misalnya:
Kutulis
novel ini
dengan
cahaya cinta
untuk mahar menyunting
belahan jiwa,
Muyasaratun Sa’idah
binti KH. Muslim Djawahir, alm.
Rabbana hab lanaa min
azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa
Qurrata a’yuni
waj’alnaa lil muttaqiina imaama. Amin.[3]
Bila
penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini
ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan
dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul
buku.
c. Halaman Pengesahan
Halaman
pengesahan berfungsi sebagai bukti bahwa karya tulis telah memenuhi persyaratan
administratif sebagai karya ilmiah. Halaman ini biasanya ditanda tangani oleh
pembimbing, penguji dan ketua jurusan. Halaman pengesahan biasanya dilampirkan
pada skripsi, tesis, disertasi. Sedangkan untuk makalah atau karangan lainnya
tidak harus mensertakan halaman ini. Halaman pengesahan ditulis dengan
mengikuti persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang tertulis di
dalamnya.
Judul
karangan ditulis dengan menggunakan huruf kapital seluruhnya dan diletakkan
ditengah-tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap dan gelar akademis
pembimbing materi, penguji, ketua program jurusan ditulis secara benar dan
disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Nama kota dan tanggal
pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus
dihindarkan:
·
Menggaris-bawahi nama dan kata-kata
lainnya.
·
Menggunakan titik atau koma pada akhir
nama.
·
Tulisan melampaui garis tepi.
·
Menulis nama tidak lengkap.
·
Menggunakan huruf yang tidak standar.
·
Tidak mencantumkan gelar akademis.
d. Kata Pengantar
Kata
pengantar merupakan bagian dari karangan yang isinya berupa penjelasan mengenai
motivasi menulis sebuah karangan. Kata pengantar berfungsi seperti sebuah surat
pengantar. Setiap karangan ilmiah seperti: buku, skripsi, tesis,
disertasi,makalah harus melampirkan halaman kata pengantar yang menyajikan
informasi sebagai berikut:
•
Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
•
Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis,
disertasi, atau laporan formal ilmiah).
•
Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi,
atau laporan formal ilmiah).
•
Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok
orang, atau organisasi/lembaga.
•
Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga
yang membantu.
•
Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa
dibubuhi tanda-tangan.
•
Harapan penulis atas karangan tersebut.
•
Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Kata
pengantar merupakan bagian keseluruhan dari suatu karangan ilmiah yang sifatnya
formal dan ilmiah. Oleh sebab itu dalam penulisannya harus menggunakan
kata-kata yang baku, baik dan benar. Isi dari kata pengantar tidak membahas
tentang pendahuluan, isi, penutup. Dan berlaku sebaliknya, hal-hal yang sudah
dibahas dibagian kata pengantar tidak boleh di bahas lagi dalam isi karangan.
Hal-hal
yang harus dihindarkan:
•
Menguraikan isi karangan.
•
Mengungkapkan perasaan berlebihan.
•
Menyalahi kaidah bahasa.
•
Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
•
Kurang meyakinkan.
•
Kata pengantar terlalu panjang.
•
Menulis kata pengantar semacam sambutan.
•
Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak
efektif.
e.
Daftar Isi
Daftar
isi merupakan pelengkap dari pendahuluan yang isinya memuat garis besar isi
karangan secara lengkap dan menyeluruh dari halaman pertama sampai halaman terakhir.
Fungsi dari halaman ini untuk menyajikan informasi nomor halaman dari judul
bab, sub bab, dan unsur-unsur pelengkap dari buku yang bersangkutan.
Daftar
isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul
bab, judul sub-sub bab.
f.
Daftar Gambar
Bila
suatu karangan memuat suatu gambar-gambar, maka setiap gambar tersebut harus
ditulis di dalam daftar gambar yang menginformasikan judul gambar dan nomor
halaman gambar tersebut.
g.
Daftar Tabel
Bila
suatu karangan memuat suatu tabel-tabel, maka setiap tabel tersebut harus
ditulis di dalam daftar tabel yang menginformasikan nama tabel dan nomor
halaman tabel tersebut.
BAGIAN ISI KARANGAN
Isi
karangan merupakan inti dari sebuah karangan. Bagian-bagian isi karangan akan
dijelaskan pada sub-sub bab berikut.
a. Pendahuluan
Pendahuluan
merupakan bab 1 dalam sebuah karangan yang tujuannya adalah menarik perhatian
pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan dan
menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari
latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori
dan metode pembahasan. Keseluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca pada
materi yang akan dibahas, dianalisis, diuraikan dalam bab 2 sampai bab
terakhir.
Untuk
menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang
harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
1)
Latar belakang masalah, menyajikan:
•
Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan
jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab
atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas,
misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.
•
Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi kebijakan
pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem
kerja yang akan datang.
•
Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari
buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru.
•
Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata
tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya: bagaimana...., mengapa.....
•
Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab
dengan ya atau tidak.
2)
Tujuan penulisan berisi:
•
Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan
hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan
dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y.
•
Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya: mendeskripsikan data primer tentang
kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan bahwa pembangunan lingkungan
pemukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.
•
Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang
akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci
menjadi dua.
3)
Ruang lingkup masalah berisi:
•
Pembatasan masalah yang akan dibahas.
•
Rumusan detail masalah yang akan dibahas.
•
Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel.
Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan
suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan
kata-kata.[4]
4)
Landasan teori menyajikan:
•
Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori,
pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang digunakan
sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian dan penulisan sampai
dengan kesimpulan atau rekomendasi.
•
Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep
penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan teori tersebut.
5)
Sumber data penulisan berisi:
•
Sumber data sekunder dan data primer.
•
Kriteria penentuan jumlah data.
•
Kriteria penentuan mutu data.
•
Kriteria penentuan sample.
•
Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.
6)Metode
dan teknik penulisan berisi:
•
Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode
kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode
eksploratif, atau metode eksperimental.
•
Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi,
dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.
7)
Metode dan teknik penulisan berisi:
•
Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.
•
Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).
b.
Tubuh Karangan
Tubuh
karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian
pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada
pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang
akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan
kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
1)
Ketuntasan materi:
Materi
yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat karangan,
baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer.
Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang
telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain
yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
2)
Kejelasan uraian/deskripsi:
•
Kejelasan konsep:
Konsep
adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas
dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub-bab, dari
sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan
kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan
(manafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain
itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf,
jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
•
Kejelasan bahasa:
Kejelasan
dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal
itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada kata konotatif atau
kata kias (terkecuali dalam pembuatan karangan fiksi, kata konotatif atau kata
kias sangat diperlukan)
Kejelasan
makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul,
menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat efektif, menggunakan
koordinatif dan subordinatif secara benar.
Kejelasan
makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf: kesatuan pikiran,
kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata transisi),
dan menggunakan pikiran utama, serta menunjukkan adanya penalaran yang logis
(induktif, deduktif, kausal, kronologis, spasial).
•
Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta:
Kejelasan
penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain: penyajian
dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan
proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik,
bagan, tabel, diagram, dan foto-foto. Namun, kebenaran fakta sendiri harus
diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal
lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah):
•
Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut
pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan:
penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei
membuktikan bahwa…,
•
Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan
yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai
dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan
kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi
variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas,
terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul.
c.
Kesimpulan
Kesimpulan
atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan
juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak
memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca
bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan
harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai
suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
BAGIAN PELENGKAP PENUTUP
Bagian
pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan
ilmiah.
a.
Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap
karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi
dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi
judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian
dengan sebuah atau sebagian karangan.
Unsur-unsur
daftar pustaka meliputi:
•
Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
•
Tahun terbit.
•
Judul buku: penulisannya bercetak miring.
•
Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
•
Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor,
dan tahun terbit.
Contoh:
Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan
lain-lain)
Keterangan:
•
Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu
dibalik.
•
Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk
menggantikan nama pengarang.
•
Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan
di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
•
Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
•
Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama
belakang pengarang.
b.
Lampiran (Apendix)
Lampiran
(apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang
tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi
secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan
dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model
analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian
ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika
disertakan dalam uraian.
c.
Indeks
Indeks
adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara
alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang
mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan
pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
d.
Riwayat Hidup Penulis
Buku,
skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi
menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran
kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis,
tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan
karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.